oleh: Ketut Ngurah Artawan, M.Pd
Pendahuluan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) merupakan kurikulum yang dikembangkan dari kurikulum nasional yang
kemudian disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi dan kemampuan dari setiap
sekolah. Kurikulum ini jika dilihat substansi pokok dan basis pengembangannya,
tidak jauh berbeda dengan kurikulum sebelumnya yang disebut Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan juga dirancang berbasis
kompetensi dengan tujuan agar peserta didik mempunyai kompetensi sesuai dengan
minat dan bakatnya masing-masing. Keberhasilan KTSP di lembaga pendidikan
terutama di Sekolah Menengah Pertama (SMP) terutama terletak pada bagaimana
tuntutan dari kurikulum dapat terpentaskan di dalam kelas. Salah satu tuntutan
yang tercantum dalam kurikulum adalah dapat terlaksananya bagian akhir dari
proses pembelajaran yaitu adanya penilaian hasil belajar. Implementasi PP No.
19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan membawa implikasi terhadap
system penilaian, termasuk konsep dan teknik penilaian yang dilaksanakan di
kelas. Penilaian kelas merupakan penilaian internal yang dilaksanakan oleh
pendidik dalam hal ini guru di kelas atas nama satuan pendidikan untuk menilai
kompetensi peserta didik pada saat dan akhir pembelajaran. Sistem penilaian
hasil belajar yang diterapkan dalam kurikulum sekolah adalah system penilaian
otentik atau lebih dikenal dengan nama asesmen otentik. Ini merupakan salah
satu hal yang paling mendasar yang tercantum dalam KTSP untuk mengetahui sejauh
mana peserta didik dapat menguasai kompetensi dasar yang sudah ditetapkan dari
setiap mata pelajaran. Penilaian otentik ini harus dipahami secara mendalam
oleh guru-guru mengingat bahwa setiap pengukuran kompetensi peserta didik tidak
cukup hanya dengan tes objektif saja, karena tes tersebut tidak dapat
menunjukkan seluruh kompetensi yang dikuasai siswa.
Penilaian
otentik merupakan penilaian yang secara langsung bermakna, dalam arti bahwa apa
yang dinilai adalah merupakan sesuatu yang benar-benar diperlukan siswa dalam
kehidupan nyata sehari-hari.
Manfaat
Penilaian
a.
Untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik agar
mengetahui kekuatan dan kelemahannya dalam proses pencapaian kompetensi.
b.
Untuk memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan
belajar yang dialami peserta didik dalam mencapai kompetensi.
c.
Untuk umpan balik bagi pendidik dalam memperbaiki
metode, pendekatan, kegiatan dan sumber belajar yang digunakan.
d.
Untuk masukan bagi pendidik guna merancang kegiatan
belajar.
e. Untuk memberikan informasi bagi
orang tua dan komite satuan pendidikan tentang efektivitas pendidikan.
f. Untuk memberi umpan balik bagi
pengambil kebijakan dalam mempertimbangkan konsep penilaian kelas yang
digunakan.
Fungsi Penilaian
a. Menggambarkan sejauh mana peserta
didik telah menguasai suatu kompetensi.
b. Mengevaluasi hasil belajar peserta
didik dalam rangka membantu peserta didik memahami kemampuan dirinya, membuat
keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program,
pengembangan kepribadian sebagai bimbingan.
c. Menemukan kesulitan belajar dan
kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan peserta didik dan sebagai alat diagnosis
yang membantu pendidkk menentukan apakah seseorang perlu mengikuti remidial
atau pengayaan.
d. Menemukan kelemahan dan kekurangan
proses pembelajaran yang sedang berlangsung guna perbaikan proses pembelajaran
berikutnya.
e. Sebagai kontrol bagi pendidik dan
satuan pendidikan tentang kemajuan perkembangan peserta didik.
Penilaian Otentik
Penilaian
otentik adalah penilaian yang secara langsung bermakna, dalam arti bahwa apa
yang dinilai memang demikian yang sesungguhnya terjadi dan dapat terjadi dalam
kehidupan sehari-hari. Jadi penilaian otentik menilai kemampuan riil
siswa dalam kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Penggunaan penilaian
otentik sangat erat hubungannya dengan kompetensi. Dalam KTSP dikenal istilah Standar Kompetensi (SK)
dan Kompetensi Dasar (KD). Kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, nilai
dan sikap yang ditunjukkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi. Jelas dari pengertian tersebut bahwa
kompetensi tidak bisa diasumsikan telah terbentuk pada siswa , melainkan harus
benar-benar tertunjukkan dalam suatu kinerja.
Penilaian
otentik mengharuskan pembelajaran berpusat pada siswa sebab pelaku belajar
adalah siswa.
Sifat-sifat penilaian otentik:
- Berbasis kompetensi yaitu penilaian yang mampu memantau kompetensi siswa
- Individual, dapat secara langsung mengukur kemampuan individu
- Berpusat pada siswa, karena direncanakan, dilakukan dan dinilai oleh siswa sendiri, mengungkapkan seoptimal mungkin kelebihan individu dan juga kekurangannya
- Tak terstruktur dan open-ended, penyelesaian tugas-tugas otentik tidak bersifat uniformed dan klasikal. Juga kinerja yang dihasilkan tidak harus sama antar individu di suatu kelompok atau kelas.
- Terintegrasi dengan proses pembelajaran, sehingga siswa tidak selalu dalam situasi tes yang menegangkan
- On-going atau berkelanjutan, oleh karena itu penilaian harus secara langsung dilaksanakan pada saat proses pembelajaran
Jenis-jenis penilaian otentik
- Penilaian Kinerja
- Evaluasi Diri
- Esai
- Proyek
- Portofolio
Teknik Penilaian Otentik
Untuk mengumpulkan informasi
atau data tentang kemajuan belajar peserta didik dapat dilakukan dengan beragam
teknik, baik berhubungan dengan proses belajar maupun hasil belajar. Teknik
mengumpulkan informasi atsu data tersebut pada persiapan adalah cara penilaian
kemajuan belajar peserta didik terhadap pencapaian standar kopetensi dasar.
Penilaian satu kompetensi dasar dilakukan berdasarkan indikator-indikator
pencapaian hasil belajar, baik berupa domain kognitif, afektif, maupun
psikomotor. Berdasarkan indikator-indikator tersebut dapat digunakan untuk mendapatkan
data tentang profil peserta didik, yaitu: penilaian, unjuk kerja/perbuatan,
penilaian tertulis dan lisan, penilaian proyek, penilaian produk, penilaian
portofolio, dan penilaian diri.
- Penilaian Unjuk Kerja
Penilaian unjuk kerja
merupakan penilaian yang dilakuan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam
melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai indikator
pecapaian hasil belajar suatu kopetensi dasar yang menuntut peserta didik
melakukan tugas tertentu seperti: praktek di laboratorium, prakter sholat,
praktek olahraga bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca
puisi/deklamsi dan lain-lain. Cara penilaiyan ini dianggap lebih otentik dari
pada tes tertulis karena apa yang dilihat lebih mencerminkan kemampuan peserta
didik yang sebenarnya.
Penilaian unjuk kerja
dilakukan melalui pengamatan dan dilakukan dalam berbagai konteks untuk
menetapkan tingkat pencapaian kemampaua tertentu. Untuk menilai kemampuan
berbicara peserta didik, misalnya dilakukan pengmatan atau observasi berbicara
yang beragam, seperti: diskusi dalam kelompok kecil, berpidato, bercerita, dan
melakukan wawancara. Dengan demikian, gambaran kemampuan peserta didik kan
lebih utuh. Untuk mengamati unjuk kerja peserta didik dapat menggunakan
alat atau instrumen berikut:
Daftar
Cek (Check-list )
Pengambilan data penilaian
unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (baik-tidak baik ).
Aspek yang akan dinilai dicantumkan di dalam format penilaian unjuk kerja.
Selama melakukan pengamatan unjuk kerja peserta didik, guru memberikan tanda (√)
pada setiap aspek yang dinilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya
mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar salah, dapat diamati tidak
diamati. Dengan demikian tidak terdapat nilai tengah, namun daftar cek lebih
praktis digunakan mengamati subjek dalam jumlah besar. Berikut contoh daftar
cek.
No
|
Nama
|
Aspek
yang dinilai
|
Skor
|
Nilai
|
|||||||
Aspek A
|
Aspek B
|
Aspek C
|
Aspek
D dst......
|
||||||||
Baik
|
Tidak
baik
|
Baik
|
Tidak
baik
|
Baik
|
Tidak
baik
|
Baik
|
Tidak
baik
|
||||
1
|
|||||||||||
2
|
|||||||||||
3...
|
Contoh rating skala
No
|
Nama
|
Aspek A
|
Aspek B
|
Aspek C
|
Jml
|
Nilai
|
|||||||
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
|||||
1
|
|||||||||||||
2
|
|||||||||||||
3...
|
|||||||||||||
- Penilaian Tertulis
Penilaian secara tertulis
dilakukan dengan tes tertulis. Penilaian jenis ini cenderung dilakukan untuk
mengukur kemampuan peserta didik berkaitan dengan konsep, prosedur dan
aturan-aturan. Tes tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang
diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal
peserta didik tidak selalau merespon dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat
juga dalam bentuk yang lain seprti membri tanda, mewarnai, menggambar dll.
Teknik penilaian
- soal dengan memilih jawaban
·
pilihan
ganda
·
dua
pilihan (benar-salah, ya-tidak)
·
menjodohkan
- soal dengan mensuplai jawaban
·
isian
singkat atau melengkapi
·
uraian
terbatas
·
uraian
objektif / non objektif
·
uraian
terstruktur / non terstruktur
dari berbagai alat penilaian
tertulis, tes memilih jawaban benar-salah, isian singkat dan menjodohkan
merupakan aat yang hanya menilai kemampuan berpikir rendah, yaitu kemampuan
mengingat (pengetahuan). Tes pilihan ganda dapat digunakan untuk menilai
kemampuan mengingat dan memahami. Pilihan ganda mempunyai kelemahan, yaitu
peserta didik tidak mengembangkan sendiri jawabannya tetapi cenderung hanya
memilih jawaban yang benar dan jika peserta didik tidak mengetahui jawaban yang
benar, maka peserta didik akan cenderung menerka jawaban. Hal ini menimbulkan
kecendrungan peserta didik tidak belajar memahami pelajaran, tetapi menghafalkan
soal dan jawabannya. Selain itu pilihan ganda kurang mampu memberikan informasi
yang cukupuntuk dijadikan umpan balik guna mendiagnosis kelemahan dan kekuatan
peserta didik atau memodifikasi kegiatan belajar.
Tes tertulis bentuk uraian adalah alat penilaian yang
menuntut peserta didik untuk mengingat, memahami dan mengorganisasikan
gagasannya atau hal-hal yang sudah dipelajari. Peserta didik mengemukakan atau
mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis dengan
menggunakan kata-katanya sendiri. Alat ini dapat menilai berbagai jenis
kompetensi, misalnya mengemukakan pendapat, berpikir logis dan menyimpulkan.
Kelemahan alat ini adalah cakupan materi yang ditanyakan terbatas.
Contoh tes lisan biologi
1. Sebutkan 10 bagian saluran
pencernaan secara berurutan!
Kriteria: setiap jawaban benar
diberi skor 1
No
|
Nama
|
Skor Perolehan
|
Jml
|
Nilai
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
||||
Contoh bhs inggris
1. Look at the picture, mention 10 things you find in the picture!
Criteria dan bentuk tabel sama dengan di atas
- Penilaian Proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap
suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode / waktu tertentu. Tugas
tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.
Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui
pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyeledikan dan kemampuan
menginformasikan sesuatu dengan jelas.
Teknik penilaian proyek.
Penilaian proyek dapat
dilakukan dari perencanaan, pengerjaan sampai hasil akhir proyek, bisa juga
disajikan dalam bentuk poster. Instrument penilaian yang digunakan dapat berupa
daftar cek ataupun skala penilaian.
Contoh instrument penilaian proyek
No
|
Aspek
|
Skor
|
1
|
Perencanaan
a. Persiapan
b. Rumusan Judul
|
|
2
|
Pelaksanaan
a. Sistimatika penulisan
b. Keakuratan sumber data
c. Kuantitas sumber data
d. Analisis data
e. Penarikan simpulan
|
|
3
|
Laporan proyek
a. Penampilan
b. Presentasi / penguasaan materi
|
Contoh kasus
1) Penyusunan paper tentang perkembangan
teknologi komputer
2) Pengumpulan data-data tertentu seperti
jenis pekerjaan orang tua siswa di SMP N 1 Sidemen kemudian disajikan dalam
bentuk grafik
3) Penyusunan karya ilmiah
4) Pembuatan resume
5) Pengukuran luas bangunan dan luas sekolah
dengan perhitungan prosentase
6) Dsb.
4. Penilaian Portofolio
penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang
didasarkan pada kumpulan informsi yang menunjukkan perkembangan kemampuan
peserta didikdalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya
peserta didik yang dikumpulkan dari waktu ke waktu dari proses pembelajaran dan
membandingkan hasil setiap karya tersebut. Dan pada setiap hasil karya peserta
didik diungkapkan kekuatan dan kelemahannya, sehingga peserta didikmeiliki
catatan-catatan yang dapat memperbaiki hasil karyanya. Hasil karya ini dapat
berupa karangan, puisi, surat, komposisi, musik dsb.
Dari uraian di atas dapat kita tarik benang
merahnya tentang penilaian otentik, bahwa penilaian yang sedemikian adanya dan
ada pada keseharian siswa. Penilaian otentik merupakan penilaian berbasis
kompetensi, individual, orientasinya berfokus pada siswa dan tak terstruktur.
Dengan penerapan penilaian otentik ini diharapkan guru dapat mengetahui
kmampuan siswa secara nyata pada semua aspek kognitif, afektif dan psikomotor
sehingga dapat memberikan apresiasi yang tepat terhadap siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar